Kamis, 11 April 2013

Analisis Lima Kekuatan Porter Pada Sevel (7-eleven)

Analisis Lima Kekuatan Porter Pada Sevel(7-eleven)



Tugas Business Driven Technolgy 06PBY
oleh:
Arlian Tri Cahyo 1401129040
Gemah Agung Dirgantara 1401128864







Analisis Lima kekuatan poter  adalah suatu kerangka kerja untuk analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael Porter dari Sekolah Bisnis Universitas Harvard pada tahun 1979. Menurutnya ada lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri, yaitu :


Porter five forces photo Porters_five_forces_zpsa8d24834.png

1.Ancaman pendatang baru
2.Ancaman produk pengganti atau jasa
3.Daya tawar pemasok
4.Daya tawar pembeli
5.Ancaman pesaing








1.Ancaman pesaing

Strategi sebuah perusahaan dapat berjalan jika perusahaan memiliki keunggulan atas pesain mereka intensitas persaingan akan cenderung bertambah seiring dengan bertambahnya pesaing dalam bisnis
Sevel sampai saat ini terus-menerus membangun cabang dari toko di berbagai tempat,hal ini bertujuan untuk menahan laju gempuran para pesaing yang juga terus berkembang,sevel juga berani melakukan penempatan toko mereka di tempat yang sempit atau jalan kecil hanya untuk meyakinkan dan menanamkan dalam benak konsumen bahwa hanya toko merekalah satu-satunya yang dibutuhkan para pelanggan

2.Ancaman pendatang baru

Para pendatang baru akan membawa kapasitas atau kemampuan yang lebih dalam menjalankan usahanya untuk merebut pangsa pasar para pesaingnya,jika hambatan untuk pendatang baru besar maka pendatang baru tersebut tidak akan terlalu memberikan ancaman yang besar terhadap pesaingnya. Saat ini sevel sendiri sudah memiliki pesaing pendatang baru yang ingin mengambil pangsa pasar sevel,dimana para pendatang baru mulai menerapkan sistem kerja yang hampir sama dengan sevel untuk merebut pelanggan mereka juga menyediakan fasilitas yang lebih seperti tempat untuk bersantai para pelanggan,TV plasma untuk hiburan,dan menyediakan musik di dalam ruangan agar pelanggan merasa nyaman ketika berada di tempat tersebut.

3.Ancaman produk pengganti atau jasa

Produk-produk substitusi yang perlu diperhatikan secara strategis adalah produk-produk substitusi yang memiliki tren membaiknya kinerja harga dibandingkan dengan produk industry tersebut, diproduksi oleh industru yang memperoleh laba tinggi.Salah satu ancaman produk pegganti yang di hadapi oleh sevel adalah froster(dari indomaret) atau minuman dingin yang serupa dengan yang disediakan oleh sevel,yang mana produk pengganti(froster) tersebut telah mengalami pengembangan dalam banyaknya pilihan rasa yang disediakan atau bahan yang digunakan dibanding dengan produk keluaran sevel yang belum mengalami pengembangan.

4.Daya tawar pemasok

Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industry khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok. Sevel sendiri memiliki banyak pemasok dalam bisnisnya sehingga hal ini menguntungkan pihak sevel untuk tawar menawar dengan para pemasok guna mendapatkan harga pasok yang dianggap sesuai oleh pihak pemasok ataupun sevel,pihak sevel sendiri juga tidak akan takut jika harus kehilangan satu pemasok,toh sevel juga masih memiliki pemasok yang lainnya yang dapat memenuhi permintaan sevel.

5.Daya tawar pembeli

Daya tawar pembeli dapat merepresentasikan kekuatan besar yang mempengaruhi intensitas persaingan
di suatu industri. Daya tawar pembeli lebih tinggi ketika produk yang dibeli adalah standar atau tidak terdifferensiasi.sevel memiliki cara sendiri dalam menghadapi daya tawar pembeli dengan memberikan pengalaman berbelanja yang baik untuk pelanggan sehingga para pelanggan merasa bahwa harga yang di berikan oleh sevel sudah harga sepantasnya karena pelayanan,dan juga sevel memberikan harga tetap pada tiap produk yang dijual sehingga pembeli tidak dapat menawar harga suatu produk karena harga tersebut sudah tidak bisa ditawar.

Generic  strategy of seven eleven

Porter menjelaskan ada 3 generic strategy yang dapat mendongkrang kemajuan sebuah bisnis & usaha, yang pertama ada cost leadership, yang kedua focus, yang ketiga differentiantion. Disini kami akan membahas strategy mana yang di jalankan oleh seven eleven.
Menurut Kami, seven Eleven mengunakan strategi focus, yang mana mereka lakukan adalah menargetkan pangsa pasar kepada anak muda(youth). Terutama pelajar SMA hingga anak kuliahan. Keunggulan dari seven eleven adalah mini market pertama di indonesia yang menyediakan tempat untuk duduk / hangout yang di tempatkan di depan pelataran seven elven tersebut. Yang mana hal ini menjadi daya tarik para anak muda untuk tidak hanya membeli jajanan atau keperluan yang mereka butuhkan tetapi juga dapat sekaligus beristirahat atau pun berkumpul bersama teman teman nya. Bisa dikatakan seven eleven berhasil dengan cara ini, yang mana seperti kita ketahui dan dapat kita jumpai bahwa di setiap seven eleven pasti ada kumpulan anak muda yang tidak hanya berbelanja tetapi juga hangout di seven eleven tersebut. Dan kami yakin bahwa hal ini adalah kunci kesuksesan seven elven untuk bersaing dengan kompetitor nya. Terbukti kini, cara seven eleven ini mulai di tiru oleh sebagian mini market lain nya. 
Contoh gambar seven eleven:  







class diagram GSLC Assignment

Tugas GSLC Business Driven Technology
Class diagram bagian penjualan


proses bisnis bagian penjualan PT.Arimashou 

PT arimashou ini bergerak dalam bidang pembuatan pakaian,jika pelanggan ingin memesan pakaian di PT.arimashou dapat langsung mendatangi office di kebon jeruk jakarta barat.customer dapat memilih jenis model pakaian yang ingin dibeli dan dapat langsung mengatakannya kepada pegawai yang bertugas.Lalu pegawai yang bertugas akan membawa customer ke kasir yang kemudian customer akan memberitahukan kepada kasir, apa saja yang ingin dibeli.Kasir akan membuat Penjualan yang berisi id penjualan ,id barang,id customer dan yang terakhir tanggal penjualan yang akan diinput kedalam sistem .

Lalu setelah dicatat dan disimpan, dan customer melakukan pembayaran. Maka berdasarkan Penjualan, maka dibuatlah Bukti Pembayaran, yang digunakan sebagai tanda bukti bahwa customer sudah melakukan pembayaran. Yang berisikan id bukti pembayaran dan id penjualan.Setelah bukti pembayaran diterima oleh customer, maka customer dapat membawa pakaian yang sudah dibeli.








Rabu, 03 April 2013

Pengertian business process re-enginerring (BPR)

Business process re-enginerring (BPR) adalah analisis dan desain ulang alur kerja dalam dan di antara perusahaan.

BPR mencapai masa jayanya di tahun 1990-an ketika Michael Hammer dan James Champy menerbitkan buku laris mereka, "Reengineering Corporation". Para penulis mempromosikan ide bahwa kadang-kadang desain ulang radikal dan reorganisasi perusahaan (menyeka sampai bersih) itu diperlukan untuk menurunkan biaya dan meningkatkan kualitas pelayanan dan bahwa teknologi informasi merupakan enabler kunci untuk perubahan radikal.

Hammer dan Champy merasa bahwa desain alur kerja di perusahaan besar sebagian besar didasarkan pada asumsi tentang teknologi, orang, dan tujuan organisasi yang tidak lagi berlaku. Mereka menyarankan tujuh prinsip rekayasa ulang untuk merampingkan proses kerja dan dengan demikian mencapai tingkat signifikan peningkatan kualitas, manajemen waktu, dan biaya:

1. Mengatur sekitar hasil, bukan tugas.
2. Identifikasi semua proses dalam organisasi dan memprioritaskan mereka dalam rangka mendesak mendesain ulang.
3. Mengintegrasikan pengolahan informasi pekerjaan ke dalam pekerjaan nyata yang menghasilkan informasi.
4. Perlakukan secara geografis sumber daya tersebar seolah-olah mereka terpusat.
5. Menghubungkan kegiatan paralel dalam alur kerja, bukan hanya mengintegrasikan hasil mereka.
6. Letakkan titik keputusan dimana pekerjaan dilakukan, dan membangun kontrol ke dalam proses.
7. Menangkap informasi sekali dan pada sumbernya.

Pada pertengahan 1990-an, BPR memperoleh reputasi sebagai cara yang baik untuk mengatakan "perampingan." Menurut Hammer, kurangnya komitmen pengelolaan berkelanjutan dan kepemimpinan, ruang lingkup realistis dan harapan dan resistensi terhadap perubahan manajemen diminta untuk meninggalkan konsep BPR dan merangkul metodologi baru berikutnya, perencanaan sumber daya perusahaan (ERP).